8 Masalah Kesehatan yang Sering Mengintai Atlet
“Terlalu banyak berolahraga dalam sementara singkat sanggup membawa dampak tekanan darah atau detak jantung seseorang menjadi terlalu cepat. Inilah yang menjadi pemicu penyakit jantung terhadap atlet.”
Jakarta – Selama ini mungkin kamu kerap mengira atlet adalah orang yang memiliki kesegaran paling prima. Pasalnya, atlet layaknya yang berlaga di Piala Dunia 2022, dikenal teratur melakukan olahraga dan menerapkan pola makan sehat. Padahal, atlet sebenarnya terhitung rentan mengalami masalah kesegaran yang spesifik.
Tujuan atlet melakukan olahraga bukan hanya soal kesegaran melainkan terhitung untuk menambah performa di kompetisi. Latihan demi latihan yang dikerjakan atlet sanggup menambah risiko cedera terkait terhadap style olahraga yang ia tekuni. Yuk ketahui beraneka masalah kesegaran yang kerap mengintai atlet selanjutnya ini!
Masalah Kesehatan terhadap Atlet
Olahraga untuk kompetisi yang kerap dikerjakan para atlet kerap membawa dampak mereka mendorong kemampuan maksimalnya melampaui batas semestinya. Latihan intens dan terhitung laga di pertandingan sanggup menempatkan atlet untuk mengalami risiko cedera.
Nah, selanjutnya ini adalah masalah kesegaran yang kerap dialami atlet menurut rs stroke bkt:
1. Asma
Asma adalah masalah pernapasan yang membawa dampak pembatasan aliran udara masuk dan keluar dari paru-paru. Atlet dengan asma mungkin mengeluh mengi, batuk dan kesulitan bernapas, yang sanggup membawa dampak kinerja yang buruk. Banyak perihal yang sanggup memperparah situasi ini, terhitung olahraga berlebihan.
2. Kram Otot Terkait Latihan
Kram otot yang kronis dan menyakitkan di kaki, punggung, dan perut sanggup keluar sehabis berolahraga dalam sementara lama. Biasanya kram otot ini terjadi sementara melakukan latihan di cuaca panas
3. Masalah Jantung
Seperti otot lainnya, kinerja jantung sanggup berubah dengan olahraga. Perubahan selanjutnya biasanya positif, tapi dalam masalah yang jarang terjadi, olahraga sanggup beresiko bagi jantung.
Pada atlet muda, situasi yang disebut kardiomiopati hipertrofik adalah masalah yang paling umum terjadi. Akan tapi terhadap atlet berusia 35 tahun atau lebih, penyakit arteri koroner menjadi jauh lebih mungkin.
Kenapa sanggup demikian? Terlalu banyak berolahraga dalam sementara singkat nyatanya sanggup membawa dampak tekanan darah atau detak jantung seseorang menjadi terlalu cepat. Jika seorang atlet berisiko memiliki penyakit arteri koroner, masalah tekanan darah, atau otot jantung yang melemah, ini sanggup menambah risiko serangan jantung atau stroke mendadak, atau membawa dampak pertumbuhan aritmia.
4. Heat Stroke
Heat stroke adalah situasi mematikan yang disebabkan oleh terlalu banyak berolahraga di cuaca panas. Mereka yang mengalami heat stroke udah kehilangan kemampuan untuk mengatur suhu tubuh. Orang yang mengalami heat stroke biasanya dapat berkeringat banyak dan mengalami disorientasi, dan seringkali mengalami mual dan muntah.
5. Sindrom Latihan Berlebihan
Sindrom latihan terlalu berlebih udah dianggap sebagai penyebab penurunan kinerja terhadap atlet. Periode pelatihan berkesinambungan sanggup membawa dampak pergantian terhadap otak dan sistem kekebalan yang disebut Overtraining Syndrome.
Atlet mungkin sanggup mengalami infeksi terlalu sering, kelelahan kronis, situasi hati yang tertekan, kurang tidur dan penurunan kinerja, meskipun pelatihan dan nutrisi yang memadai. Biasanya, atlet yang mengalami situasi ini ditangani dengan anjuran beristirahat yang lama serta pergantian dalam kebiasaan pelatihan dan obat-obatan.
6. Rhabdomyolysis
Rhabdomyolysis adalah suatu situasi yang membawa dampak rusaknya otot yang kronis dan kerap disebabkan oleh olahraga ekstrim. Otot yang rusak kronis dapat mereka memecah dan melepaskan product ke dalam aliran darah yang sanggup mengakibatkan kerusakan ginjal dan hati.
Kondisi ini sanggup mengancam jiwa kecuali tidak ditangani dengan tepat. Jika kamu mengalami nyeri otot yang kronis dan menyaksikan urine berwarna gelap sehabis episode latihan ekstrem, segera cari perawatan medis.
7. Runner Stitch
Sesuai dengan namanya, masalah kesegaran ini kerap dialami oleh pelari. Kondisi runner stitch serupa kram otot dan dianggap perihal dengan ketidakseimbangan natrium lokal. Ini terhitung sanggup disebabkan oleh kram gastrointestinal.
8. Konsumsi Suplemen Berlebihan
Atlet kerap mengonsumsi suplemen untuk menambah performa dan kinerja latihannya. Beberapa suplemen, layaknya creatine dan glucosamine sebenarnya bermanfaat, tapi mengonsumsi terlalu banyak suplemen sanggup merubah kinerjea latihan dan berdampak terhadap kesehatan.
Olahraga sebenarnya menyehatkan baik untuk kesegaran fisik maupun mental. Namun, kecuali dikerjakan terlalu berlebih dan menjadi tekanan, olahraga yang semestinya menyehatkan ini tambah menempatkan seseorang terhadap masalah kesehatan.
Data dari American College of Sports Medicine tunjukkan bahwa 35 % atlet berjuang dengan gangguan makan, kelelahan, depresi, atau kecemasan. Gangguan makan terhitung berpotensi lebih kerap terjadi terhadap atlet.
Masalah kesegaran mental terhitung kerap terjadi terhadap atlet dikala mereka perlu pensiun, baik terpaksa maupun sebab cedera. Ini merupakan transisi yang susah untuk dikerjakan oleh para atlet.
Atlet tidak diragukan lagi dapat mengalami periode stres yang meningkat, layaknya dikala hendak hadapi pertandingan besar, tekanan wawancara, keluarga, masalah relasi, dan persaingan. Hal-hal inilah yang kerap menjadi pemicu masalah kesegaran yang kerap mengintai atlet.